Jumat, 15 November 2013

Mendulang Prestasi dan Pahala dengan Seni Baca Al Qur’an


Bulan ini, mulai tanggal 9 hingga 20 Juni nanti, Musabaqah Tilawatil Qur’an nasional 2012 diselenggarakan. Kota yang beruntung menjadi tuan rumah adalah Ambon, Maluku. Profil Sobat Birru kita kali ini akan mengangkat salah satu peserta MTQ yang merupakan wakil dari DKI Jakarta.

Rupanya tidak mudah menjadi wakil dari provinsi yang selanjutnya akan dikirim ke MTQ tingkat nasional tersebut. Ada beberapa tahap seleksi yang harus dilewati terlebih dahulu. Mulai dari seleksi tingkat kecamatan dan seterusnya. Sehingga bisa dikatakan peserta MTQ nasional adalah yang terbaik di provinsinya masing-masing.

Kira-kira demikian ringkasan perbincangan Sobat Birru dengan Mastia Lestaluhu. Gadis kelahiran Ambon ini akan mewakili DKI Jakarta dalam MTQ nasional XXIV pada cabang Sarhil Qur’an. “Tahun ini saya jadi peserts MTQ di Ambon cabang Sarhil Qur’an. Jadi untuk cabang ini dalam satu team ada tiga orang. Satu orang sebagai penceramah dan lainnya sebagai pembaca al Qur’an serta sari tilawah,” tutur gadis yang biasa disapa Tia.

Dunia seni baca al Qur’an begitu lekat dengan kehidupan Tia. Menurut pengakuannya, semenjak kecil dirinya sudah diajari membaca al Qur’an oleh keluarganya. Adapun mulai benar-benar belajar seni baca al Qur’an ketia Tia duduku di bangku kelas 3 SD. Setahun kemudian gadis kelahiran 1 Mei 1993 ini langsung mengikut-sertakan diri dalam berbagai ajang perlombaan Qiroatul Qur’an. “Pertama ikut MTQ kelas 4 SD mulai tingkat kabupaten dan lanjut ke provinsi. Tahun 2003 dan 2004 saya meraih juara 1 qari’ah cabang tilawah golongan anak-anak tingkat provinsi Maluku,” cerita Tia.
Kemerduan suara Tia tetap terjaga ketika menginjak usia remaja. Terbukti pada tahun 2008 dan 2010, gadis kelahiran Ambon ini menggondol juara 1 qari’ah cabang tilawah golongan remaja tingkat provinsi Maluku tahun 2008 dan 2010.
Ketika ditanya dari mana Tia memperoleh energi, semangat dan motivasi sedemikian hingga dunia seni baca al Qur’an benar-benar ia dalami. “Motivasi dari keluarga. Alhamdulllah kakak-kakak juga qori’. Bahkan kakak saya juga mengajar seni baca al Qur’an di rumah. Jadi saya termotivasi dari keluarga,” jawab Tia.
Dari sekian banyaknya perlombaan yang telah diikuti, Tia mengaku begitu terkesan dengan Ihtifal Pengajian Tinggi se-ASEAN di Malaysia tahun lalu. “Perlombaan yang paling mengesankan di Malaysia kemarin. Ihtifal Pengajian Tinggi tingkat ASEAN. Jadi yang mengadakan ASEAN. Saya ikut MTQ dan alhamdulillah saya juara kedua 2. Selama 6 hari saya di Malaysia dan sangat terkesan dengan acaranya,” cerita Tia.
Menjaga kondisi suara merupakan hal terpenting bagi seorang Qori’. Dalam perbincangan, Tia sempat memberikan tips agar suara tetap prima. “Biar suaranya terjaga, napasnya panjang, nggak serak, jaga dari makanan berminyak, pedes, dan nggak minum es. Jadi pastinya kalau mau tampil jauhi  makanan dan minuman tersebut. Namun sebenarnya bagi yang sudah profesional pantangan-pantangan tersebut tidak masalah. Karena dia sudah tahu tehnik suaranya seperti apa,”.
Meskipun sudah memiliki kemampuan di atas rata-rata, Tia tak jemu-jemu berguru ke ahli-ahli seni baca al Qur’an lainnya. Bahkan gadis Ambon ini mengaku memiliki idola Syekh-Syekh dari Mesir yang tidak lain master dalam bidang seni baca al Qur’an.
“Saya punya banyak idola qori’. Dari luar negeri ada, Indonesia juga ada. Terutama dari Mesir seperti Mustofa Ismail, Ramadhan Alindawi. Dari Indonesia guru-guru saya. Alhamdulillah guru saya juga juara internasional seperti H. Muhammad Ali dan Muhajir. Saya bertemu beliau-beliau ini ketika diperkenalkan guru saya sebelumnya di MTQ,” kata Tia.
Nah bagi Sobat Birru yang tertarik dengan seni baca al Qur’an, jejak langkah Tia bisa menjadi kompas. Seni baca al Qur’an bukan sekedar perihal pelestarian budaya Islam atau mencapai titik prestasi tertentu. Tetapi lebih dari itu semua seni baca al Qur’an memiliki nilai ibadah.

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar