Selasa, 30 April 2013

Tips Berhenti Merokok

Tips Berhenti Merokok
 
  1. Mengunyah permen karet tanpa gula.
  2. Menelepon teman.
  3. Ngemil biji bunga matahari yang sehat.
  4. Nonton bioskop.
  5. Jalan-jalan atau olahraga.
  6. Mengingatkan dirimu sendiri mengapa ingin berhenti.
        Sumber:Lazuardi Birru

Senin, 29 April 2013

Maulid dan Risalah Kenabian Muhammad SAW

Maulid dan Risalah Kenabian Muhammad SAW

 

Seiring berakhirnya bulan Safar, kaum Muslimin sudah bersiap menyambut bulan Rabiul Awal atau lebih dikenal dengan bulan Maulud yang merupakan bulan kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW. Para sejarawan dan ulama sepakat bahwa Muhammad putra dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthallib dan Siti Aminah lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal pada tahun Gajah (570 M) atau bertepatan dengan 20 April 570. Penyebutan tahun Gajah yang menjadi tanda kelahiran Muhammad berkaitan dengan peristiwa besar waktu itu di mana kota Mekah diserang Abrahah beserta tentaranya yang berpusat di Yaman untuk menghancur-leburkan Ka’bah beserta peradaban kota Mekah. Tujuannya untuk mengalihkan pemusatan ibadah dan perziarahan bangsa Arab di Mekah, dengan menggantinya di Yaman. Namun, Allah punya kehendak lain. Bala tentara Abrahah yang gagah perkasa mengendarai gajah-gajah dibuat kocar-kacir oleh burung Ababil dengan lontaran batu-batu kecil yang panas.

Sebelum Muhammad lahir, ayahnya, Abdullah telah wafat, sehingga beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Sedangkan yang menyusui beliau ialah seorang perempuan bernama Halimatus Sa’diyah. Sepeninggal kakeknya, pengasuhan atas Muhamad beralih ke tangan pamannya, Abu Thalib.
Kelahiran sosok Muhammad sangat kuat diidentikkan dengan kebangkitan agama Ibrahimi atau samawi, atau lebih tepatnya sebagai detik kebangkitan ajaran keselamatan untuk seluruh umat manusia. Tidak berlebihan jika umat Muslim sangat mengagungkan sosok Nabi Muhammad yang telah diamanatkan untuk menjadi seorang pembawa risalah langit. Allah sendiri mengabadikan kehadiran beliau sebagai rahmat dan berkah, sehingga memerintahkan para malaikat-Nya memberikan shalawat kepada beliau. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Alquran, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS. Al-Ahzab: 56).

Oleh karenanya, umat Muslim sering memeringati tanggal kelahiran Nabi tersebut dengan memperbanyak shalawat sembari mengharap syafa’at-nya kelak di hari akhir. Tidak berhenti pada itu saja, umat Muslim memeringati kelahiran Nabi juga untuk mengambil hikmah atau pelajaran baik atas kehadiran Nabi sebagai manusia ataupun sebagai rasul untuk diteladani amal baiknya serta ditaati segala risalah kenabian yang dibawanya.

Risalah Kenabian Muhammad
Sebelum kenabian Muhammad, negeri Arab bukanlah sebuah wilayah dengan peradaban tinggi sebagaimana negeri lain seperti Romawi, Mesir, Persia, Yunani, China atau India. Tetapi, mengapa risalah kenabian terakhir tidak diturunkan di negeri-negeri yang berperadaban agung tersebut. Allah memilih jazirah Arab sebagai tempat risalah terakhir kenabian tentunya bukan tanpa alasan. Jazirah Arab merupakan negeri yang tandus dengan hamparan gurun pasir panas yang sulit ditaklukkan oleh imperium-imperium besar di sekitarnya, seperti Imperium Romawi yang beragama Kristen dan juga Imperium Persia yang beragama Majusi. Alasan kedua, masyarakat Arab secara sosial merupakan masyarakat kesukuan yang gemar berperang untuk memperebutkan kekuasaan wilayah. Ketiga, masyarakat Arab menganut beragam agama nenek moyang. Di antara mereka ada yang menyembah berhala, ada juga kelompok yang menyembah bintang, atau benda langit lainnya. Sebagian lagi memilih agama Abrahamic seperti Yahudi dan Kristen karena mempunyai anggapan bahwa agama nenek moyang mereka sesat.

Kenabian Muhammad, sebagaimana para nabi atau rasul sebelumnya, adalah sebagai penyempurna terhadap risalah kenabian sebelumnya. Namun, yang sangat spesial, kenabian Muhammad selain menjadi penyempurna juga sebagai penutup risalah kenabian. Disebutkan sebagai penyempurna risalah kenabian karena nabi-nabi terdahulu sejak Adam AS, sama-sama membawa risalah tauhid, yaitu ajaran mengesakan Allah SWT. Para nabi dan rasul diutus untuk umat tertentu dengan membenarkan risalah kenabian sebelumnya serta memberikan kabar akan kehadiran nabi sesudahnya. Hal tersebut berlangsung dari masa ke masa, hingga sampilah pada risalah terakhir, risalah paling sempurna yang diemban oleh Rasulullah Muhammad SAW. Hal tersebut ditegaskan Allah dalam firmannya dalam Alquran, “Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang diwasiatkan-Nya kepada Nuh, dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu tegakkan agama, dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya” (QS. Al-Syura: 13).
Di antara prinsip-prinsip utama dalam risalah yang dibawa Nabi Muhammad adalah ajaran persamaan manusia di hadapan Allah. Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam QS. Al-Hujurat: 13, bahwa manusia diciptakan dengan segala macam perbedaan. Meskipun berbeda dalam jenis kelamin, suku, bangsa dan segala macam perbedaan, manusia berposisi sama di hadapan Sang Khaliq. Satu-satunya hal yang membedakan manusia di hadapan Allah adalah tingkat ketakwaannya. Ajaran persamaan derajat manusia juga diperkuat dengan hadis Rasulullah yang berbunyi, “Sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu dan bapak kalian juga satu. Tidak ada kelebihan orang Arab atas orang non-Arab, tidak juga orang non-Arab atas orang Arab, tidak juga orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, tidak juga orang berkulit hitam atas orang berkulit merah, kecuali dengan ketakwaan” (HR. Ahmad). Risalah equality ini mendobrak tatanan masyarakat Arab yang saat itu memlihara sistem perbudakan. Dalam perjalanan dan perkembangannya, Islam sangat menentang sistem perbudakaan dan mempromosikan sikap memerdekakan budak.

Seruan Nabi Muhammad untuk memerdekakan budak sebagai bentuk penegakan nilai persamaan dan kebebasan manusia dilandaskan atas perintah Allah dalam Alquran, “Maka hendaklah kalian mengadakan mukâtabah (seorang hamba yang meminta dimerdekakan oleh tuannya dengan cara menebus dirinya) dengan mereka jika engkau mengetahui bahwa di sana ada kebaikan..” (QS. An-Nur: 33).
Risalah yang tidak kalah pentingnya dengan persamaan manusia dalam Islam adalah ajaran keadilan. Al-‘adalah merupakan salah satu risalah penting untuk perbaikan tatanan masyarakat Arab.

 Begitu pentingnya nilai keadilan ini sehingga tidak hanya berlaku bagi masyarakat Muslim saja namun juga seluruh umat manusia. Risalah ini termaktub dalam Alquran, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Maidah: 8).
Risalah keadilan pulalah yang mengantarkan Nabi Muhammad sukses membangun masyarakat Madinah yang plural hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan. Sebagaimana diketahui saat Nabi hijrah ke Madinah tidaklah mudah membangun peradaban di sana. Madinah adalah wilayah yang penduduknya sangat plural baik dari segi suku maupun agama. Risalah keadilan dalam Islam yang diamanatkan kepada Nabi termanifestasikan dalam sebuah dokumen kesepakatan warga, Piagam Madinah. Pihak-pihak yang menyepakati tidak lain adalah penduduk Madinah yang plural itu. Mereka menyatu sebagai ummah wahidah, umat yang menyatu, yang terdiri atas muhajirun, penduduk Madinah yang sudah masuk Islam, dan suku-suku Arab yang mengikuti mereka, bergabung dengan mereka dan berjuang bersama mereka. Selain pengikut Muhammad dan Yahudi, suku-suku Arab yang politeis juga bergabung menyetujui Piagam Madinah. Konsekuensinya, semua yang bernaung dalam konvensi ini mendapatkan keadilan yang sama, hak-hak sosial ekonomi budayanya juga dijamin secara konstitusi. Tidak ada penomorsatuan dan kelompok yang termarginalkan. Hal itu menunjukkan betapa kuatnya prinsip keadilan yang dikandung Islam dalam membangun tatanan masyarakat sipil yang berkeadilan.

Sebagai pengemban risalah kenabian dan kerasulan, pribadi Nabi Muhammad memiliki berbagai dimensi yang merupakan perpaduan antara sisi kemanusiaan dan sisi ketuhanan. Nabi Muhammad ialah manusia biasa yang dalam kapasitasnya sebagai makhluk Allah terikat dengan hukum alamiahnya sebagai manusia, yaitu lahir, berkembang dan meninggal dunia. Namun, dalam kapasitasnya sebagai utusan Allah, beliau merupakan pembawa risalah langit, ajaran ilahiyah, yang diberikan kelebihan dibandingkan dengan manusia lainnya.
Tidak hanya dari segi ucapan yang halus dan santun, budi pekerti beliau juga mencerminkan kepribadian yang berakhlak mulia sehingga sangat pantas dijadikan teladan. Beliau dikenal memiliki empat sifat yang menjadikannya manusia sempurna di mata Allah. Sifat pertama adalah sidiq, yaitu jujur, benar. Sifat yang kedua adalah terpercaya atau amanah. Dari sifatnya ini, beliau diberi gelar al-amin, yaitu orang yang terpercaya atau yang mampu mengemban amanat. Beliau dipercaya menjadi pemimpin umat. Sifat ketiga yang melekat dalam diri Nabi adalah tabligh, yang berarti menyampaikan. Yang disampaikan tentu saja risalah Islam. Sifat keempatnya adalah fatonah atau cerdas. Nabi terekam dalam sejarah memiliki kecerdasan dalam berbagai hal baik dalam berdagang, berdiplomasi maupun berperang.

Oleh karena itu, sebagai umatnya kita harus bisa melihat dengan jernih kapan beliau berkapasitas sebagai Nabi dan kapan bersikap seperti manusia pada umumnya. Itu semuanya tidak lain dalam rangka mengambil suri tauladan untuk peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Sumber:Lazuardi Birru

 

Minggu, 28 April 2013

Bersatu Mengecam Israel

 

Israel kembali berulah biadab. Sedianya pada tanggal 5-6 kemarin, di Ramallah Palestina akan diselenggarakan Konferensi Luar Biasa Tingkat Menteri Luar Negeri Gerakan Non-Blok. Ada 13 menteri yang direncakan hadir dalam pertemuan tersebut untuk membahas langkah-langkah dukungan terhadap Palestina yang akan dibawa ke sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB) pada bulan September mendatang.

Namun demikian, mendadak acara tersebut dibatalkan. Hal itu disebabkan karena lima menteri luar negeri (dari 13 menteri yang akan datang) ditolak melintasi daearh Israel untuk bisa sampai ke Ramallah. Mengingat Israel tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan kelima negara asal lima menteri tersebut, yaitu Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Kuba dan Aljazair.

Inilah Israel untuk kesekian kalinya mempermainkan Palestina dan negara-negara yang mendukung kemerdekaannya. Bahkan kali ini Israel telah memermalukan lima negara yang selama ini secara konsisten mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, khususnya Indonesia.

Secara khusus, Indonesia harus bersikap tegas atas perbuatan semenan-mena Israel. Karena perbuatan tersebut telah merendahkan, mencoreng nama baik dan menihilkan kedaulatan bangsa. Sikap tegas ini bisa dilakukan dalam bentuk kebijakan tegas sejumlah lembaga negara terkait dengan kepentingan Israel.
Secara umum, insiden ini sejatinya dijadikan sebagai momentum oleh negara-negara Arab dan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim untuk bersatu mengecam kebiadaban Israel. Sebagaimana insiden ini sejatinya dijadikan sebagai momentum untuk membulatkan tekad dan merapatkan barisan dalam rangka mengawal Palestina mendapatkan kemerdekaannya.

Harus diakui bersama, kekompakan dan persatuan yang sejati di kalangan negara-negara Arab dan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim dalam menekan Israel sekaligus mendukung kemerdekaan Palestina masih sangat lemah. Di depan publik, sebagian dari negara-negara tersebut beringas mengecam pelbagai macam kebiadaban Israel. Tapi di belakang, sebagian dari negara tersebut justru bekerjasam dengan Israel. Demikian juga, sebagian dari negara-negara itu bersikap tegas terhadap Israel dalam bentuk tidak menjalin hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu. Tapi sebagian negara lain justru mempunyai hubungan diplomatik yang sangat erat dengan Israel.

Inilah titik lemah dari negara-negara Arab dan negara-negara bernduduk masyoritas muslim selama ini, khususnya dalam konteks dukungan atas perjuangan kemerdekaan Palestina. Akibat kelemahan ini, Israel tidak merasa takut dan gentar untuk terus melakukan aksi brutal terhadap para pejuang Palestina, baik pejuang dari internal Palestina maupun pejuang dari luar (termasuk lima menteri tersebut di atas). Apalagi Israel kerap mendapatkan dukungan yang sangat tidak adil dari Amerika Serikat (AS) dan sebagian negara Eropa.

Sebagai negeri kecil yang berada di tengah negara-negara Arab-Islam, persatuan dan kekompakan akan sangat efektif untuk menekan Israel. Hingga Israel tidak terus melakukan politik semena-mena, khususnya terhadap Palestina.

Persoalannya adalah, sebuah negara mungkin keras terhadap Israel, bahkan tidak mempunyai hubungan dilomatik. Tapi pada waktu yang bersamaan negara tersebut sangat tergantung kepada AS. Sedangkan AS kerap disebut oleh sebagian pengamat sebagai “Israel Besar” atau Israel tak lain adalah “AS Kecil”.

Jumat, 26 April 2013

Islam Agamaku Yang Indah


 

Maha suci Allah, Maha indah Allah, karena pada hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk dapat merasakan segala nikmat yang Allah turunkan kepada kita. Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, yang namanya selalu terukir indah dalam Al quran, yang kegagahannya tak pernah dapat tertandingi oleh siapapun, dialah nabi besar kita Muhammad saw.

Dan bila kita bicarakan tentang keindahan agama Allah, maka tidak akan pernah ada habisnya. Karena dengan kasih sayangNya lah Dia menciptakan bumi ini dengan segala pernak-pernik yang indah di dalamnya. Tidak berhenti disitu saja, bahkan Allahpun dapat membuat pernak-perniknya tampak indah, menarik bahkan menakjubkan. Segala yang kita miliki, segala yang kita dapati adalah milikNya dan sudah menjadi ketentuanNya. Tidak ada kebetulan, melainkan sesungguhnya Allah telah mencatat scenario kehidupan masing-masing umatnya yang dibantu oleh para malaikat-malaikat agung yang selalu tunduk dan patuh terhadap perintahNya. Ketika kita sedang mencari kerja atau menginginkan sesuatu kemudian datanglah keinginan itu, atau segala apapun yang kita inginkan itu, maka itu bukan kebetulan melainkan sudah menjadi ketentuan dari Nya. Sehingga tidak ada sedikit nikmatpun yang dapat luput dariNya sampai setiap hembusan nafas kitapun Allah tahu. Apakah sudah ada yang pernah berhitung berapa banyak nafas yang dapat kita hembuskan dari sejak awal kita dilahirkan sampai saat ini? Belum ada yang mampu, tapi atas kebesaran dan keagunganNya Allah dapat mengetahuinya, berapa jumlah nafas yang sudah dihembuskan oleh seluruh manusia di dunia ini dari sejak ia dilahirkan sampai detik ini.

Selain dari nikmat ada beberapa lagi anjuran dalam islam ini yang dapat kita renungi dan ambil hikmahnya, yakni :

Diwajibkannya zakat dan disunnahkannya shadaqoh ; (QS. At Taubah : 60)
[647] Yang berhak menerima zakat Ialah: 

1.  Orang fakir: orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 

2.   Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam Keadaan kekurangan. 

3.   Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.

4.  Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 

5.   Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang 
 kafir. 

6.   Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 

7.   Pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. 

8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
Zakat dan shadaqoh adalah dua anjuran untuk kita agar dapat menyisihkan sebagian harta kita. Dengan berzakat, akan membuat harta yang kita dapati menjadi lebih bersih. Dan dengan shadaqoh kita akan merasakan betapa indahnya bisa berbagi dengan sesama. Sesungguhnya tidak ada satu halpun yang tidak ada manfaatnya, begitupun Allah mewajibkan zakat kepada kita dan disunnahkannya shadaqoh tiada lain agar kita dapat saling peduli, dan dapat menyadari bahwa sesungguh semua harta benda yang kita dapati di dunia ini adalah titipan semata. Dan semakin menyadarkan bahwa ini merupakan ujian nikmat dari Allah yang akan dimintai pertanggung jawabannya. Bersyukurlah kita bila diberikan ujian kenikmatan oleh Allah, dan berarti kita harus bisa menjaga segala kepercayaan yang telah Allah berikan dan dapat mempertanggung jawabkannya di dunia dan di akhirat. Begitupun bila kita ditakdirkan menjadi orang yang tidak mampu, beruntunglah! Karena sesungguhnya Allah Maha tahu siapa saja hambaNya yang lebih kuat menerima ujian ini, dan tetaplah istiqamah dalam keyakinan terhadap Allah bahwa Allah selalu melihat, mendengar, dan mengetahui segala gerak-gerik kita. Ingatlah bahwa dunia ini hanyalah sebuah persimpangan. Tetap bersabar dan ikhlas.

Diwajibkannya berpuasa pada bulan suci ramadhan :
Firman Allah dalam surat Al Baqarah: 183 :
Alangkah indahnya apabila bulan ini telah datang begitupun Allah senantiasa melipat gandakan segala macam perbuatan. Puasa membawa kenikmatan tersendiri, karena dengan puasa kita dapat melatih diri kita untuk lebih dekat dengan Allah, sesungguhnya Allah telah memberikan dua kebahagiaan kepada orang yang berpuasa, yakni ketika telah tiba waktunya berbuka dan nanti ketika bertemu dengan Allah di syurga. Sahal bin sa’ad r.a. berkata: Nabi saw. Bersabda:
“sesungguhnya di syurga ada pintu bernama AR-ROYYAN tempat masuk dari padanya orang-orang yang puasa pada hari kiamat, tidak dapat masuk dari pintu itu kecuali orang yang berpuasa, dipanggil oleh penjaganya: “dimana orang-orang yang telah berpuasa?” dan tidak dapat masuk disitu kecuali mereka saja, dan jika telah selesai maka ditutup, dan tiada masuk selain mereka saja.”   (HR. Bukhari dan Muslim).

Diwajibkannya shalat yang lima waktu ;
“Shalat adalah tiangnya agama”. Bagaimana jika kita membuat rumah tanpa tiang penyangga? pastilah rumah itu tidak akan dapat berdiri. Begitupun dengan keislaman kita akan runtuh jika shalat tidak dijadikan sebagai tiang penyangga keimanan kita. Dan shalatpun merupakan amalan hal pertama yang akan dihisab di akhirat nanti. Jika kita dapat mempelajari dan merenungkan betapa banyak rahasia dalam shalat. Dari mulai gerakan dan doa yang dibaca mempunyai manfaat bagi jiwa dan raga kita.

Disunnahkannya shalat pada pertengahan malam ;
Begitu indahnya aturan dan anjuran yang telah Allah terapkan dalam agamaNya, tak pernah ada satu aturanpun yang sesungguhnya menjerumuskan kita. Namun sebaliknya semua aturan yang dibuat olehNya adalah demi untuk kebaikan kita. Allah melarang kita untuk meminum-minuman keras, bukan semata-mata untuk membatasi namun justru sudah terbukti bahwa bahaya meminum-minuman keras dapat membahayakan kesehatan kita. Begitupun Allah melarang kita untuk berkhalwat atau bergaul bebas dengan lain jenis adalah untuk mencegah kita terhadap dampak negative yang akan merugikan bagi diri kita, dan dampak itu sudah terbukti dengan timbulnya penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan akibat dari pergaulan bebas ini. 

Shalat pertengahan malam atau 1/3 malam adalah merupakan waktu dibukanya pintu-pintu langit dan waktu lengang dalam kehidupan, dimana alam dalam keadaan tenang dan sepi yang  dapat memudahkan kita untuk dapat merasa lebih dekat dengan Allah, dan kitapun dapat merasakan begitu banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Dan waktu inilah yang dimanfaatkan oleh Allah untuk dapat melihat siapakah hambanya yang benar-benar ikhlas mencintaiNya. Sehingga pada waktu ini Allah lebih mendengarkan permintaan ataupun taubat dari hamba-hambanya. Ada sebuah riwayat yang mengkiaskan keistimewaan dari bangun tengah malam untuk mengerjakan shalat pertengahan malam (tahjjud, dsb): “sesungguhnya dua raka’at tengah malam itu lebih baik dari pada dunia dan isinya”. Maksud lebih baik dari dunia dan isinya ini adalah karena harta dan segala isinya ini hanyalah sebagai hiasan semata, dan tidak akan pernah kita bawa mati. Sekaya apapun, dan sehebat apapun manusia didunia, itu tidak akan menjadi jaminan ketenangan dalam kubur dan di alam akhirat nanti. Namun, yang akan menyelamatkan dan menolong didalam kubur dan dialam akhirat adalah amal perbuatan baik kita selama didunia. Dan Shalat malam merupakan ibadah yang besar pahalanya.

Diwajibkan untuk dapat berbuat baik terhadap orang tua, saudara dan terhadap tetangga ;
Orang tua, saudara dan tetangga adalah makhluk ciptaanNya yang selalu berada dekat dalam kehidupan kita. Sehingga Allah pun menyuruh kita untuk dapat berbuat baik kepada mereka terutama berbuat baik terhadap orang tua. 

Mengenai perilaku baik terhadap orang tua ini, Rasulullah saw. telah bersabda: “keridhoan Allah ada pada keridhoan orang tua, dan kemurkaan Allah pun ada pada kemurkaan orang tua.” Begitulah islam memerintahkan kita untuk dapat berbuat baik terhadap mereka. Telah banyak kisah seseorang yang sukses akibat berkah dari doa dan restu orang tua. Maka dari itu, berhati-hatilah dalam bersikap terhadap orang tua. Turutilah perintahnya yang baik dan tidak menyesatkan. Jangan pernah sekali-kali untuk melukai hatinya, walaupun mereka terkadang telah melukai hati kita, namun jangan pernah sekali-kali kita untuk dapat berbalik melukai hati mereka lebih baik kita pergi berlalu dari pada kita harus menimpali perkataan yang akan membuat hati mereka terluka. Allahpun telah berfirman:(Q.S Al-Isra : 23-24) [850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak di bolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

  Adanya sesuatu yang dilarang ; Mengenai sesuatu yang dilarang ataupun yang tidak diperbolehkan ini adalah segala hal yang terkadang membuat hati kita tertarik untuk mencoba ataupun untuk melakukannya. Karena memang dengan seperti itulah iblis bisa menjerumuskan manusia ke dalam neraka, contoh besar sesuatu yang dilarang itu ialah : - Syirik, merupakan dosa terbesar yang tidak akan pernah diampuni oleh Allah.

- Zinnah, memang dalam aturan islam zinnah tidak harus selalu ‘hubungan badan yang dilakukan oleh manusia yang berlainan muhrim. Namun zinnah dalam islam selain seperti itu juga ada yang disebut dengan zinnah anggota badan misalnya zinnah mata, yang berarti segala sesuatu penglihatan yang ditujukan untuk melihat hal-hal yang menuju kearah zinnah atau memang zinnah itu sendiri, seperti yang sudah menjadi trend di zaman sekarang adalah video-video porno yang banyak diobral diinternet.

- Meminum-minuman keras. Ini merupakan sebuah ujian dari Sang Khaliq untuk dapat melihat siapakah hambaNya yang dapat bertahan dan membuktikan bahwa dia akan lulus melewati ujian ini. Karena sesungguhnya dunia ini hanyalah sebuah ujian dan penjara bagi hamba-hamba Allah yang dapat berfikir. 

Begitulah Allah memberikan perintahNya kepada hamba-hambaNya sebagai cara untuk membuktikan siapa saja yang berhak untuk dapat memasuki syurgaNya.

Wallahu‘alam bissawwab Wallahu’alam bil muradhi.

Jumat, 19 April 2013

GUS DUR


 


Gus Dur adalah panggilan akrab K.H. Abdurrahman Wahid. Ia adalah anak pertama dari K.H. Abdul Wahid Hasyim, Menteri Agama RI pada tahun 1952. Gus Dur keturunan ulama terkenal dari Jombang, Jawa Timur, K.H. Hasyim Asy’ari, ayahanda KH Abdul Wahid Hasyim. K.H. Hasyim Asy’ari adalah pendiri Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur; dan juga pendiri Jam’iyyah, —organisasi kemasyarakat— Nahdlatul Ulama, disingkat NU, pada tahun 1926. K.H. Hasyim Asy’ari dipanggil Hadhratus Syaikh, yang berarti Tuan Guru yang mulia. Panggilan ini merupakan tahrîman, penghormatan para kyai dan santri kepada seorang ulama yang dianggap sebagai guru besar mereka. Hadhratus Syaikh merupakan panggilan khusus bagi Mbak Hasyim, sedangkan Gus merupakan panggilan kehormatan bagi putra seorang kyai yang disegani oleh para santri dan masyarakat; sedangkan Dur adalah panggilan keseharian Abdurrahman. Tidak hanya K.H. Abdurrahman Wahid yang dipanggil Gus, tetapi juga K.H. Mustafa Bisri yang dipanggil Gus Mus, dan K.H. Hamim Jazuli yang dipanggil Gus Miek.

Gus Dur yang nama aslinya Abdurrahman ad-Dakhil termasuk anak yatim. Ayahnya wafat di Cimahi, Bandung, setelah mobil yang dinaikinya tabrakan maut pada 1952. Gus Dur satu-satunya penumpang yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Gus Dur mengikuti pendidikan di pesantren. Kuliah di Universitas Bagdad dan Universitas Al-Azhar Cairo. Gus Dur pernah menjadi dosen di Universitas Darul Ulum Jombang; menjadi pengurus NU hingga terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar NU tahun 1984. Gus Dur dikenal sebagai kyai yang berwawasan luas. Penulis produktif, pengamat politik dan sosial; budayawan, pengamat sepak bola, tokoh penggiat gerakan demokrasi dan toleransi beragama. Pandangan keislaman Gus Dur mendahului zamannya, bahkan tidak sejalan dengan pandangan ulama NU yang menjadi basis sosial politiknya. Oleh kalangan bawah NU, Gus Dur diyakini sebagai waliyullah. Gus Dur menganjurkan umat Islam Indonesia membumikan Islam; antara lain dengan mengganti ucapan “Assalamu’alaikum” dengan Selamat Pagi, Selamat Siang atau Selamat Malam. Gus Dur bersama tokoh cendekiawan Muslim seperti Nurcholish Madjid pada 1997 meminta Presiden Soeharto mengundurkan diri setelah gerakan pro demokrasi yang menghendaki perubahan makin meluas di seluruh wilayah Indonesia. Setelah Orde Baru jatuh pada 1998, Gus Dur mendeklarasikan Partai Kebangkitan Bangsa dan terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia ke-4 menggantikan BJ. Habibie. Gus Dur wafat pada 2009 dan dimakamkan di Jombang.

Geliat Seksual Di Jagad Maya 


Meski kerap dijadikan sebuah tabu dalam masyarakat tertentu, kegaduhan seks selalu saja terdengar. Bahkan problem seks bisa dikatakan setua umur peradaban manusia itu sendiri. Lantas mengapa pesoalan seks begitu menggoda sedemikian hingga dorongan untuk membicarakannya, ketimbang bidang lain seperti problem pangan dan papan, tak terbendung?

Justru mungkin karena status tabu yang dilekatkan pada seks itu sendiri. Rasanya ketika tabu dibicarakan rahasia misteri dunia sedang diungkap. Maka ketika seks semakin ditabukan, isu tersebut kian menarik. Dan bahkan kondisi semacam itu masih menjangkiti era yang serba canggih seperti saat ini. Padahal perkembangan teknologi informatika begitu deras, yang tentu saja konsekuensinya dunia beserta pesona rahasia dan misterinya pudar lantaran luapan akses informasi tersebut. Namun rupaya tidak demikian adanya, seks tetap saja berstatus tabu sehingga menjadi begitu mempesona.

Buku Ellys Lestari Pambayun menyuguhkan bagaimana seksualitas beroperasi dalam internet. Terkait dengan seks, tak bisa dipungkiri di jagad maya peran subjek lebih didominasi oleh para lelaki, sedangkan perempuan lebih menjadi objek seksual. Masyarakat yang yang menganggap tabu seks, akan berdampak pada asumsi sesuatu yang menjijikkan. Maka seks harus dikunci rapat di kamar-kamar pasangan suami istri legal yang bersifat privat. Maka ketika seks tampil ke ruang publik masyarakat menjadi begitu panik dan cemas. Anehnya meski kehadiran seks di ruang publik selalu disensor, selalu saja ada sejuta cara untuk tetap membebaskan seks dari ruang privat.

Cara pandang tradisional yang masih lekat pada kaum Adam menjadikan perempuan layaknya barang menarik yang harus dikejar-kejar. Pun berlaku di ruang publik cyber di mana perempuan seolah-olah menjadi barang dagangan dengan cara yang paling sensasional (seks-gila-gilaan). Kondisi semacam ini memperlihatkan corak pandang patriarki masih mendominasi tatanan yang ada.

Berbeda dengan dunia real, dunia maya semakin memanjakan fantasi-fantasi seliar apapun. Misalnya dalam kasus cyberporn orang-orang mulai tertarik, baik sekedar melihat atau melakukan, voyeurisme atau melihat secara diam-diam dengan cara mengintip kaum hawa di internet. Dalam posisi seperti itu secara tidak langsung perempuan-perempuan seakan rela dijadikan objek seksual.

Paradigma yang dibangun dalam karya Ellys Lestari Pambayun ini adalah paradigma feminisme kritis. Intensinya untuk memperlihatkan dan membongkar bagaimana masyarakat tradisional yang beroperasi di dunia internet menunjukkan bagaimana laki-laki masih kuat mendominasi perempuan. Dengan pendekatan kritis buku ini cukup dapat menawarkan hal baru terutama terkait bagaimana masyarakat kita, terutama lelaki dan perempuan, bermitra sinergis dengan cara dialog kritis menjawab mengapa masalah seksual ada yang harus jadi subyek dan harus jadi obyek. Pendekatan kritis seperti ini akan membuat  kaum lelaki lebih meningkatkan kesadaran untuk tidak memperlakukan perempuan sebagai obyek, dan dengan itu pula kaum perempuan tidak mudah terperosok menjadi bulan-bulanan dominasi lelaki.

Kelayakan dari buku ini untuk bisa dibaca tidak terhindarkan. Maka penting kiranya bagi siapa saja yang ingin memperkaya sudut pandang baru tentang dunia seksual terutama di jagad maya. Maka tak pelak lagi karya berjudul Birahi Maya: Mengintip Perempuan di Cyberporn ini sudah sepantasnya dikonsumsi oleh para pendidik, orangtua, dan siapa saja yang setiap hari berurusan dengan internet.

Sumber:Lazuardi Birru

Kamis, 18 April 2013

Lembar Jumat

DOSA-DOSA BESAR


Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa’ :31)
Dosa, menurut Islam adalah perbuatan buruk yang tidak saja akan berakibat negatif, baik terhadap ruhani individu pelakunya, namun juga  terhadap masyarakat. Perbuatan dosa dilarang karena bersifat merusak dan menghancurkan. Ia menyebabkan pertengkaran antara manusia, mengkasarkan hati, menjauhkan manusia dari Tuhan, merusak alam dan menghancurkan masyarakat.

    Di dalam Islam terdapat dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil. Pembagian ini disebabkan oleh besar dan kecilnya dampak atau pengaruh dosa bagi pelaku dan masyarakat (hati manusia dan masyarakat). Mari coba kita gali lebih jauh lagi di antara dosa-dosa besar tersebut:

Pertama, syirik kepada Allah swt
 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’: 48)

Kedua, berputus asa dari mendapatkan rahmat Allah SWT.
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. Yusuf: 87).

Ketiga, merasa aman dari ancaman Allah SWT.
“Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raaf: 99)

Keempat, berbuat durhaka kepada kedua orang tua.
Dalam sebuah hadist dari Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Di antara dosa-dosa besar, yaitu memaki kedua orang tua. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang dapat memaki kedua orang tuanya? Rasulullah saw. menjawab: Dia memaki bapak orang lain, lalu orang lain itu memaki bapaknya. Dia memaki ibu orang lain, lalu orang lain itu memaki ibunya. (HR. Muslim)

Kelima, membunuh seorang muslim tanpa hak
Allah berfirman dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 93, yang artinya “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya.” (QS. An Nisaa: 93).

Keenam, menuduh wanita baik-baik berbuat zina.
Allah SWT berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” (QS. An-Nuur: 23)

Ketujuh, memakan uang riba.
Allah SWT berfirman ” Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”                  (QS. Al Baqarah: 275)

Kedelapan, lari dari medan pertempuran.
Maksudnya, saat kaum Muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum Muslimin maju mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada seseorang individu Muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu. tentang hal ini Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya”. (QS. Al-Anfaal: 16)

Kesembilan, memakan harta anak yatim
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An Nisaa: 10)

Kesepuluh, berbuat zina.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Israa’ : 32)
    Demikianlah beberapa di antara dosa-dosa besar yang harus kita jauhi dan hindari sesuai dengan keterangan nash Al-Qur’an. Adapun dosa-dosa besar lainnya adalah menyembunyikan persaksian, sumpah palsu, berbuat khianat atas harta pampasan perang, meminum khamar (minuman keras), meninggalkan shalat, melanggar perjanjian dan memutuskan tali silaturahmi.

Kamis, 11 April 2013

AHMAD DAHLAN: Bapak Dakwah Kultural Indonesia




Ahmad Dahlan ialah pelopor pembaruan Islam di Indonesia. Ia mengadakan perubahan pola pikir dan perilaku berislam umat muslim Indonesia dengan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah, organisasi dakwah Islam, pendidikan, dan pengembangan kehidupan sosial masyarakat modern pertama di Indonesia.

Dahlan lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1868 dan wafat pada 23 Februari 1923. Ia lahir dengan nama Muhammad Darwis. Darwis ialah anak keempat dari KH Abu Bakar. Lahir, tumbuh, dan besar dalam keluarga yang alim, sejak kecil Darwis belajar ilmu-ilmu keislaman dan bahasa Arab. Pada usia 20 tahun, Darwis dikirim oleh ayahnya untuk menunaikan ibadah haji dan menuntut ilmu di negeri asal agama Islam, Saudi Arabia. Di sana, ia mempelajari ilmu aqidah, tafsir, fiqih, tasawuf, mantiq, falak, dan beberapa ilmu lainnya.

Sekembalinya ke Kauman, pada 1902, ia berganti nama menjadi Haji Ahmad Dahlan. Setahun kemudian, pada 1903 ia berkesempatan kembali ke Makkah untuk memperdalam ilmu-ilmu keislamannya. Pada kesempatan kedua menuntut ilmu di Makkah ini, Dahlan banyak belajar dari Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi (ulama besar Makkah pada masanya yang berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat). Dahlan juga banyak mempelajari pemikiran Ibnu Taimiyah, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha. Setelah lama menuntut ilmu di Tanah Suci, Dahlan menyadari ada begitu banyak penyimpangan yang dilakukan oleh umat Islam di tanah airnya dan oleh karena itu ia berupaya untuk mengadakan perbaikan dan pembaruan umat Islam di Indonesia.

Sebelum mendirikan Muhammadiyah, Dahlan menjadi guru di sekolah negeri, sepertiKweekschool (sekolah pendidikan guru) di Yogyakarta dan Opleiding School voorInlandsche Ambtenaren (OSVIA, sekolah pendidikan untuk pegawai pribumi) di Magelang. Di samping itu, Dahlan juga mengajar ilmu agama di kampungnya.
Upaya perubahan dan perbaikan umat Islam yang cukup signifikan Dahlan lakukan adalah perubahan arah kiblat pada masjid dan surau di daerahnya. Berdasarkan ilmu yang diterimanya, semestinya kiblat yang benar bagi masjid-masjid di Indonesia adalah bukan lurus ke arah barat melainkan serong 15 derajat ke arah barat laut. Ijtihadnya ini ditentang keras oleh para kyai senior yang merasa terusik dengan aktivitas dakwah Dahlan yang semakin berpengaruh.

Ahmad Dahlan meluaskan jangkauan dakwahnya sehingga tidak hanya masyarakat awam yang mengenal Islam secara benar tetapi para tokoh masyarakat dan golongan pelajar juga merasakannya. Untuk itulah Dahlan bergabung dengan Budi Utomo, satu-satunya organisasi yang ditata secara modern saat itu, pada 1909 dan Sarekat Islam pada 1911.

Bersama para murid dan temannya, pada 18 November 1912 KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Dahlan berupaya melegalkan organisasinya ini sebagai badan hukum resmi dengan mengajukan permintaan Recht Persoon (Badan Hukum) kepada Gubernur Jenderal Belanda di Jakarta. Persetujuannya turun dua tahun setelah Muhammadiyah didirikan, yakni berupa surat ketetapan Gouvernement Besluit No. 81 tertanggal 22 Agustus 1914.
Pada 19 Mei 1917, KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi serupa Muhammadiyah yang diperuntukkan khusus bagi kaum perempuan bernama Nasyiatul Aisyiyah, yang bertujuan untuk mendukung perjuangan Muhammadiyah. Sebagai sister group dari Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah tidak kalah penting perannya dalam memajukan dan memberi kemanfaatan kepada masyarakat. Khususnya dalam hal pemberdayaan, peningkatan harkat dan martabat wanita Indonesia.

Ruang lingkup dakwah organisasi Muhammadiyah meliputi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial dalam arti umum. Pada 1920, Dahlan mendirikan lembaga pendidikan modern dengan nama Qismul Arqa atau sering disebut Hogere School yang berarti sekolah menengah tinggi. Pada tahun 1923, sekolah itu berganti nama menjadiKweekschool Islam, lalu berubah lagi menjadi Kweekschool Muhammadiyah. Saat ini sekolah itu bernama Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta yang merupakan sekolah calon kader pemimpin, guru dan mubaligh Muhammadiyah. Pada 15 Februari 1923, Persyarikatan Muhammadiyah mendirikan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), yakni sebuah klinik sederhana yang menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa. Saat ini PKO lebih dikenal sebagai Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Hampir di setiap kota atau kabupaten di seluruh Indonesia didirikan rumah sakit ini.

Saat ini, Persyarikatan Muhammadiyah merupakan salah satu sumber kekuatan civil society yang dimiliki oleh Indonesia. Amal usahanya sudah merambah ke segala bidang kebutuhan masyarakat. Pada bidang pendidikan, sekolah dan universitas Muhammadiyah menjamur di seluruh penjuru nusantara. Lembaga pendidikan dari tingkat paling rendah seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat universitas dimiliki oleh Muhammadiyah. Demikian juga Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, sudah merambah ke setiap pelosok tanah air. Selain itu, Muhammadiyah juga mengelola dan mengembangkan lembaga-lembaga nonprofit seperti panti asuhan, panti jompo, badan pengelola zakat infaq sadaqah, dan lembaga lainnya. Semua itu hasil perjuangan tanpa kenal putus asa yang dimulai oleh KH Ahmad Dahlan.

Kini giliran kita, para kawula muda, untuk menapaki jejak perjuangan KH Ahmad Dahlan. Dengan melihat dan merenungkan kembali liku-liku perjuangan Dahlan yang total dan hanya mengharap keridhaan Tuhan, kita akan mampu mengentaskan Indonesia dari keterpurukan. Totalitas dalam bekerja dan keikhlasan yang benar-benar tanpa pamrih harus selalu kita lekatkan dalam setiap aktivitas kita, karena totalitas dan keikhlasan adalah inti dari semangat jihad. Ya, dengan total dalam bekerja dan ikhlas melakukannya, berarti kita sedang berjihad.

Hikmah Dibalik Bencana






Siapa yang tidak kenal Indonesia? Negara yang terhampar dari Sabang sampai Merauke ini mempunyai berjuta kekayaan alam yang melimpah, gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo. Kata inilah yang mampu menggambarkan kekayaan Indonesia. Selain kaya budaya, bahasa, agama dan adat istiadat, ternyata belakangan ini bumi pertiwi juga tercatat sebagai negara yang kaya akan musibah bencana alam. Hal ini, disebabkan oleh posisi Indonesia yang terletak pada daerah pertemuan tiga lempeng besar yang aktif, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.

Dalam beberapa tahun ini, musibah silih berganti menerjang bangsa Indonesia, seperti: banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, yang hampir merata di seluruh pelosok tanah air. Kondisi alam inilah yang memaksa masyarakat berdesak-desakan di wilayah pengungsian, berjuang melawan ketidaknyamanan untuk mempertahankan hidup, sambil menunggu bantuan yang akan diberikan oleh saudara-saudaranya. Berawal dari peristiwa tsunami di Aceh yang menelan korban 285.000 jiwa, disusul gempa di Jogja dan Jawa Barat. Bencana geologi terkini adalah bencana gempa bumi yang menimpa masyarakat Padang, Sumatera Barat dan sekitarnya.
Dua Macam Bencana

Bencana apapun yang dipandang buruk oleh manusia sebetulnya tidak terlepas dari dua macam, yaitu:
Pertama: bencana yang memang merupakan sunnatullah. Contohnya adalah gempa bumi, tsunami, meletusnya gunung merapi, kekeringan dalam jangka waktu lama, dan lain-lain. Bencana ini dapat menimpa siapapun. Bencana alam dalam kategori ini semata-mata dimaksudkan untuk menunjukkan ke-Mahakuasaan Allah. Allah Swt. berfirman dalam surat Ar-Ra’d ayat 41:

Artinya:
“Apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi bumi, lalu Kami mengurangi bumi itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya, Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya.” (Q.S.Ar-Ra’d: 41).
Sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa maksud dari “Kami mengurangi bumi itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya” adalah dengan tenggelamnya sebagian bumi, gempa, dan berbagai macam bencana. Semua ini, sebagaimana terungkap dalam ayat di atas, adalah semata-mata atas kehendak-Nya.

Kedua: bencana yang diakibatkan oleh tangan-tangan manusia. Contohnya adalah banjir yang disebabkan oleh penebangan hutan secara liar, wabah kemiskinan dan kelaparan di tengah-tengah kekayaan alam yang melimpah ruah akibat kekayaan tersebut diserahkan kepada pihak asing, merajalelanya kemaksiatan dan kriminalitas akibat hukum-hukum Allah tidak dilaksanakan, mewabahnya penyakit kelamin (seperti HIV/AIDS) akibat pergaulan seks bebas, dan lain-lain. Allah SWT berfirman berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 41:

Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Rum: 41)
Bencana yang datang, sebenarnya diakibatkan karena tidak adanya rasa syukur dalam diri manusia atas nikmat yang telah dilimpahkan Allah Swt. Dari sebab pengingkaran tersebut, Allah memberikan balasan dalam bentuk bencana dan penyakit. Perhatikan firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 112:

Artinya;
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (Q.S. An-Nahl:112)
Maka, sikap manusia dalam menghadapi musibah bencana yang pertama seharusnya meliputi tiga hal:
Pertama, setiap manusia harus meyakini bahwa musibah apapun yang terjadi memang telah digariskan oleh Allah Swt. sebagaimana yang difirmankan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 51:

Artinya:
“Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (Q.S. At-Taubah: 51)
Kedua, menyadari bahwa segala bentuk bencana alam yang merupakan sunatullah itu merupakan bukti dari ke-Mahakuasaan Allah. Dengan itulah, kita seharusnya menyadari betapa manusia ini sangat lemah dan tidak berdaya di hadapan ke-Mahakuasaan Allah. (Lihat: Q.S. Ar-Ra’d: 41 di atas).
Ketiga, kesabaran. Dengan bencana alam yang Allah timpakan ke muka bumi ini, sebetulnya Allah  SWT hendak menguji kesabaran manusia. Lalu Dia menciptakan berbagai macam bencana seperti wabah kelaparan akibat kurangnya makanan, wabah kekeringan, hilangnya harta bahkan nyawa akibat bencana alam, dan lain sebagainya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 155-156:

Artinya:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”. (Q.S.2:155-156)
Adapun untuk menyikapi musibah bencana yang kedua yang terjadi akibat ulah manusia, selain keimanan, kesabaran dan kesadaran di atas, manusia juga perlu satu hal lain, yakni bertaubat dan kembali secara total pada hukum Allah, dengan kembali melaksanakan syariat-Nya dalam kehidupan ini. Sebab, dengan bencana jenis kedua ini, Allah memang menghendaki agar manusia mau kembali ke jalan-Nya. Allah Swt. berfirman dalam surat Ar-Rum ayat :41 “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Rum:41)
Momentum Kebersamaan
Kaum muslimin yang menyaksikan saudara-saudara mereka yang tertimpa musibah bencana alam sudah semestinya ikut prihatin dan memberikan bantuan, baik moril maupun materil, sebagai wujud ukhuwah Islamiyah. Rasulullah saw. bersabda: “Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain. Siapa saja yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa saja yang menghilangkan kesusahan dari seorang Muslim, Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya pada hari kiamat.   (HR Muttafaq ‘alaih).
Maka mereka sudah selayaknya, berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan bantuan kepada para korban yang tertimpa bencana, bukan sekadar dari aspek materialnya saja, melainkan juga dari aspek penjagaan akidah (iman) dan keislamannya.
Ikhtitam
Bagi seorang muslim, musibah apapun seharusnya dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. seraya memelihara kesabaran dan ketawakalan kepada-Nya. Musibah sejatinya membuahkan peningkatan iman seorang mukmin, bertambah baiknya hubungan dirinya dengan Allah, serta semakin sempurnanya kedekatan dirinya dengan-Nya. Rasulullah saw. bersabda: “Alangkah mengagumkan keadaan seorang Mukmin, seluruh perkaranya adalah kebaikan. Jika dia mendapatkan nikmat, dia bersyukur; itulah kebaikan baginya. Jika dia tertimpa musibah, dia bersabar; itu pun kebaikan baginya.” (HR Muslim).
Bencana yang menimpa manusia hanyalah semata-mata ujian dari Allah SWT. agar manusia beriman dan bertakwa kepadanya. Firman Allah dalam surat Al-A’raaf ayat 96:

Artinya:
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Q.S.Al-A’raf:96)

Terakhir, marilah kita sama-sama berdoa kepada Allah, semoga memberikan rahmat kepada korban yang meninggal, dan memberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan. Amin.