Kamis, 07 November 2013

Cara Mengatasi Rasa Tidak Suka pada Guru


Rasa tidak suka siswa pada guru terbentuk dari pengkristalan perasaan kecewa, ketidakpuasan, iri hati dan marah yang menjadi wujud antipati dan kebencian. Kebencian pada guru membawa konsekuensi turut dibenci dan tidak disukainya pelajaran yang diberikan guru tersebut. Secara jujur, yang akan rugi adalah siswa sendiri.
Mencari kompensasi untuk mengalihkan rasa kebencian pada guru dengan membolos, membuat kegaduhan dengan cara mengganggu teman, ketika berlangsung kegiatan belajar, menantang guru, mengobrol, makan-makanan ringan, mondar-mandir dalam ruangan kelas atau mencorat-coret buku tentu tidak bijaksana dan bukan jalan keluar yang baik, bahkan hanya akan merugikan diri Anda sendiri. Lebih baik, Anda mengubah kebencian dan antipati pada guru tersebut menjadi sumber kekuatan Anda dalam belajar. Untuk itu Anda harus melakukan beberapa hal, sebagai berikut:
Membuang rasa benci dan antipati
Rasa benci dan antipati terhadap guru harus dilenyapkan dari lubuk hati Anda. Kita harus melihat dan menerima kenyataan bahwa guru ada manusia biasa yang tak luput dari kesulitan. Ketika guru mengajar juga mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri karena beberapa factor yang menghimpitnya. Begitu juga, dia gagal menjembatani jalan pikiran Anda sehingga Anda mengalami kesulitan dalam menguasai materi yang disajikannya. Jika Anda tetap memupuk rasa benci dan antipati pada guru, maka akan semakin menjauhkan Anda dari guru, sehingga pelajaran bisa gagal.
Mengubah cara pandang tentang hukuman
Anda harus dapat mengubah cara pandang mengenai hukuman yang diberikan guru kepada Anda. Cobalah melihat hukuman sebagai proses penyadaran dan tantangan bagi Anda untuk lebih giat belajar. Dalam belajar Anda harus mengenyampingkan rasa malu, amarah, dan rasa sakit hati. Hukuman merupakan cambuk dan tantangan untuk dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan bagaimana cara menguasai materi pelajaran.
Mengembangkan pola belajar aktif
Pola belajar yang selama ini bersifat pasif harus diubah menjadi bersifat aktif. Saat ini Anda harus berani mengungkapkan ketidaktahuan dan keingintahuan kepada guru dengan banyak mengajukan pertanyaan yang bersangkutan dengan materi yang diajarkannya. Pola belajar aktif akan membuat guru lwbih mwngoptimalkan pemberian ilmu yang dikuasai oleh guru. Suasana belajar pun akan berubah menjadi lebih bergairah dan merangsang motivasi belajar.
Belajar jangan dengan pikiran kosong
Ketika Anda mengalami peristiwa belajar di sekolah tidka boleh dengan pikiran kosong. Caranya, sebelum pelajaran yang akan dipelajari terlebih dahulu dipelajari di rumah. Hal yang belum dipahami di rumah nanti bisa ditanyakan kepada guru di sekolah.
Memiliki teknik belajar yang baik
Anda harus memiliki teknik belajar yang baik. Dengan memiliki teknik belajar yang baik akan membantu Anda cara mengoperasinalkan cara bernalar, menyusun kerangka berpikir langkah demi langkah, dan bagaimana mengaktifkan simpul-simpul rasa ingin tahu Anda.
Berpikir kritis
Anda harus membiasakan diri untuk berpikir kritis. Berpikir kritis di sini bukan membiasakan diri melakukan perdebatan namun untuk menggali suatu pemahaman yang utuh dan mendalam. Berpikir kritis di sini artinya mempertanyakan segala hal yang berhubungan dengan yang dipelajari secara detail. Pertanyaan yang dikembangkan untuk mengetahui manfaat, proses terbentuknya, hubungannya dengan lain hal, dan cara mengerjakan. Semakin aktif bertanya, semakin banyak Anda tahu dan guru pun bersemangat untuk menjelaskan materi pelajaran secara menyeluruh.[]

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar